Ia lahir di Bonn, Jerman. Ayah dan kakeknya bekerja sebagai penyanyi istana bagi elektor uskup agung Bonn. Saat berusia 9 tahun Beethoven menerima pelajaran menggubah musik dari Christian Gottlob Neefe, pemain organ istana Bonn. Kemudian ia menjadi asisten pemain organ resmi pada usia 14 tahun.
sumber gambar
Setelah ibunya meninggal, ia menjadi tulang punggung keluarga terutama karena ayahnya semakin tidak mampu. Ia mulai bekerja sebagai guru musik bagi anak-anak punggawa istana yang kaya, selain naik pentas sebagai pemain biola di orkestra istana dan teater lokal. Posisinya memungkinkan Beethoven bertemu banyak bangsawan berpengaruh, termasuk Wina Count Ferdinand Waldstein, musikus yang menjadi teman dan pengayomnya. Barangkali berkat pengaturan Waldstein, Beethoven bisa pergi ke Wina untuk belajar pada komposer Hadyn atas biaya sang atasannya. Ia meninggalkan Bonn pada tahun 1792 dan tidak pernah pulang.
Tahun 1796, Beethoven mulai mengalami tinitus. Dengingan terus-menerus di telinganya membuat ia sulit mendengar dan menghayati musik ataupun bercakap-cakap. Hebatnya tahun-tahun berikutnya sampai sekitar 1802, dianggap "masa awal" Beethoven, ketika ia menggubah sejumlah karya piano penting. Gubahan-gubahannya brilian dan indah meski belum seinovatif musik yang ia ciptakan nanti. Namun saat ini tidak diragukan lagi kondisinya serius dan semakin parah. Bagi seorang komposer tidak ada hal lain yang sedemikian menghancurkan seperti itu. Ia menyadari bahwa kariernya sebagai virtuoso sudah tamat, ia mulai berfokus menggubah lagu. Di tahun ini (1802), ia menulis sepucuk surat "Pengakuan Heiligenstadt" yang di alamatkan kepada "kekasih abadinya" baru ditemukan setelah ia meninggal.
Walaupun tidak bisa mendengar musik yang ia gubah, ketuliannya yang perlahan semakin memburuk bertepatan dengan gubahan-gubahannya yang semakin brilian. Karya-karya periode terakhirnya ditandai oleh keintiman dan daya emosi yang semakin meningkat. Sonata-sonata piano terakhirnya, opus 109, 110, dan 111 adalah karya luar biasa dengan kompleksitas yang bersanding sempurna dengan lirisme. Pada tahun 1817 Beethoven tuli total, namun Simfoni no. 9 karya agungnya yang tercipta tahun 1824 meledak-ledak yang menampilkan koor penuh, menampilkan kecerdasan mendalam yang kuat.
Sewaktu ia menjadi konduktor pementasan pertama untuk simfoni no. 9 nya di teater Karntnertor pada 1824, para pemain solo dalam orkestra menunjukkan kepadanya bahwa penonton bertepuk tangan menyambut karyanya. Ia membalikkan badan untuk melihat kekaguman tanpa suara itu. Ia sudah tuli sepenuhnya, terisak dan tidak pernah mendengar karya yang baru saja dipentaskan dan memperoleh banyak pujian.
Kita tidak pernah mengetahui penyebab ia tuli. Otopsi mendiagnosis telinganya bengkak yang lama kelamaan melepuh. Analisis terhadap rambutnya mengungkapkan kadar timbel yang tinggi. Ia dimakamkan ddngan upacara luar biasa di Wina, yang cocok dengan komposer paling hebat pada masanya ataupun masa-masa lainnya.
Semasa hidupnya ia kesulitan menjalin hubungan akibat rentan mengalami suasana hati yang buruk, Ia tidak pernah menikah.
"Wahai kalian orang-orang yang berpikir atau berkata aku jahat, keras kepala, atau benci manusia. Betapa salahnya pikiran kalian. Kalian tidak tahu penyebab aku begitu... selama 6 tahun aku tidak berdaya, diperparah oleh para dokter yang bodoh, setiap tahun harapanku membaik terenggut, dan akhirnya terpaksa menghadapi siksaan permanen yang perlu bertahun-tahun untuk sembuh atau bahkan malah mustahil."
http://www.beethoven.ws/loss_of_hearing.html
http://www.lvbeethoven.com/Bio/BiographyHeiligenstadtTestament.html
http://www.all-about-beethoven.com/heiligenstadt_test.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar