sunray

sunray
Light

Jumat, 21 Oktober 2016

JENGHIS KHAN DAN MONGOL : BIOGRAFI SINGKAT (1162*-1227)

Suku Mongol merupakan suku nomaden yang selalu berpindah kemah mengikuti musim yang berlangsung. Suku-suku Mongol banyak tinggal di daratan tinggi. Mereka beternak kuda dan domba selain  memakan daging hasil berburu.



Masa Lalu Yang Kelam

Ada dua versi tahun kelahiran Jenghis Khan yaitu 1155 atau 1167. Nama aslinya adalah Temujin. Jenghis Khan adalah sebuah gelar yang disandangnya yang berarti Raja dari segala Raja. Gelar Jenghis didapat setelah ia mempersatukan semua suku di bawah mongol. Sedangkan gelar Khan adalah gelar raja yang biasa digunakan oleh Mongol, Turki, Tatar, dan Uyghur pada abad pertengahan (Khan bukanlah nama marga)

Saat berumur 9 tahun, ayah Temujin dibunuh oleh suku Tatar dengan Racun, dan para suku mengusir keluarganya. Saat sudah berkeluarga, Istri Temujin diculik oleh suku lain. Para suku Mongol tidak saling akur. Mereka hidup dengan membeli ataupun dengan menjarah petani suku lain untuk mendapatkan bahan pangan. 

Temujin berkembang menjadi individu yang kuat. Ia mendapat bantuan dari Raja suku Kerait yang menganggapnya saudara sendiri. Dengan kekuatan ini, Temujin memperluas kekuatannya.

Rise of Temujin

Setelah mengumpulkan suku-suku yang tersebar, Temujin menaklukkan suku lainnya dan mulai membangun kesatuan suku Mongol hingga akhirnya ia berhasil dan tahun 1206 Temujin mendapatkan gelar Jenghis Khan.

Meski sudah menyatukan suku-suku Mongol, mimpi Jenghis Khan tidak berhenti di sini. Tahun 1215, ia memulai ekspedisi ke arah barat menaklukkan Liao dan Ibukota Kerajaan Jin. Tahun 1219, Khawarezmia yang merupakan Kerajaan Islam di Asia Barat berhasil ditaklukkan.

Kekuatan Pasukan Mongol

Pasukan Mongol dilatih untuk menyatu dengan kudanya. Mereka melakukan aktivitas hariannya di atas kuda, bahkan tidurpun di atas kuda. Mereka dilatih menggunakan seluruh senjata seperti busur, panah, dan pedang di atas kuda.

Daerah yang dikuasai kerajaan Mongol adalah hasil dari menjajah, sehingga Mongol harus selalu siap akan timbulnya pemberontakan dari penduduk asli. Untuk mengatasi masalah ini, Jenghis Khan menghancurkan organisasi yang berkembang di masyarakat dan menggantinya dengan merekrut mereka menjadi pasukan berkuda yang akan ditaruh di garda terdepan dalam setiap pertempuran. Dengan cara inilah jumlah tentara Mongol yang sedikit bisa selalu menang.

Kebudayaan Mongol

Meski Jenghis Khan sangat kejam, tapi ia toleran terhadap warga asing. Jenghis Khan selalu mempelajari kebudayaan daerah taklukkannya sehingga sifatnya ikut berubah menjadi lebih halus.

Mongol sangat lemah kebudayaannya, bahkan bisa dibilang tidak memiliki kebudayaan tetap karena hidup nomaden. Untuk membangun kebudayaan, Jenghis Khan mengambilnya dari campuran kebudayaan daerah taklukkannya. Ia menerima semua kebudayaan yang ia anggap baik termasuk agamanya. Ia juga mendatangkan pengrajin dan arsitektur dari negeri Islam sebagai kebudayaan Mongol. Huruf Uighur dipinjam sebagai huruf Mongol awal. Tulisan ini nantinya menjadi cikal bakal huruf Mongol dan huruf Manchuria. Ia mengangkat Yelu Chucai yang berasal dari suku Khitan kerajaan Jin sebagai penasehat. Sang penasehat mengajarkan  cara mendapatkan keuntungan dengan mengumpul pajak daripada dengan melakukan penjarahan. Dengan beginilah Mongol tumbuh dan berkembang pesat.

Penerus Jenghis Khan

Jenghis Khan memiliki 4 putra. Saat ia meninggal tahun 1227, setiap anak mendapatkan daerah kekuasaannya masing-masing, dan Tolui sang putra Sulung terpilih menjadi penggantinya. Namun bukan Tolui yang melanjutkan penjajahan sang ayah, melainkan anak ketiganya yang bernama Ogedei. Ia menjadi Jenghis Khan ke 2, karena kehebatannya julukannya ditambah Kha khan yang berarti raja yang agung.



Ambisi Ogedei melebihi ayahnya. Perlahan-lahan ia memperluas teritori Mongol. Ia meruntuhkan Kerajaan Jin, Kerajaan Korea Goryeo, sampai-sampai memasuki Eropa Timur (Rusia Barat: sekarang Rusia, Hongaria, dan Polandia). Saat ini Eropa Timur sedang berlangsung Perang Salib, Mongol menjadi kejutan tak terduga. Beruntung Mongol tidak meneruskan invasinya ke Eropa Barat karena Ogedei wafat. Seandainya Mongol berhasil menguasai Eropa Barat, sejarah dunia benar-benar akan berubah.

Putra Ogedei menggantikannya, namun ia wafat 3 tahun kemudian, dan digantikan oleh putra Tolui yang bernama Mongke Khan. Tahun 1257 Mongke Khan memimpin pasukan dalam jumlah yang sangat besar untuk merebut Kerajaan Song. Namun tertunda karena ia terserang penyakit. Ia digantikan oleh adiknya Kubilai Khan.  




Ditangannya lah Kerajaan Song takluk dan meenguasai seluruh daratan China. Kubilai khan juga menjajah daerah selatan, yaitu Kamboja dan Vietnam. Tahun 1271 ia mengganti nama kerajaannya menjadi Negeri Yuan. Kubilai Khan adalah salah satu Khan terhebat dengan negara besar di Timur dan Barat. 

Hanya Eropa Barat, India, Mesir, Asia Tenggara (yang melintasi Laut) yang tidak menjadi bagian kerajaan Mongol. Mesir dan India memiliki cuaca ekstrim dan sangat panas, sedangkan kalau ke Jepang dan Asia Tenggara harus menggunakan kapal dan perjalanannya tidak mudah menjadi alasan kegagalan Mongol.

Negeri Yuan

Perdagangan sangat berkembang di Negeri Yuan. Semua karena Negeri Yuan menguasai jalur yang menghubungkan benua Barat dan Timur yang kita sebut jalur sutra. Kubilai Khan membangun jalur dan sarana lalu lintas serta pos penginapan setiap 40 km sehingga perdagangan menjadi aktif.


Kubilai Khan juga mencetak mata uang kertas untuk menggantikan emas dan perak yang berat. Awal abad 10, Negeri Song sudah mencetuskan mata uang, namun pada masa Negeri Yuan ini mata uang kertas dikenal secara luas. Tahun 1260 mulai dicetak 70.000 lembar uang kertas dan mata uang tersebut diresmikan tahun 1287. Perdagangan pun menjadi lebih mudah dan ini menjadikan Negeri Yuan sebagai pusat perdagangan dunia dengan ibu kota Negeri ini bernama Kota Besar atau Dadu (sekarang Beijing).

sumber gambar

Keruntuhan Mongol

Setelah berkuasa selama 35 tahun, Kubilai Khan wafat. Masalah-masalah yang membuat kerajaan Yuan runtuh mulai muncul. Setidaknya ada 3 masalah besar yang menghancurkan Negeri Yuan:

1. Perebutan kekuasaan.

Anak-anak Kubilai Khan saling merebut kekuasaan. Selama 70 tahun setelah Kubilai Khan wafat, sudah terjadi 10 kali pergantian raja.

2. Krisis Ekonomi

Kekacauan kerajaan menyebabkan pemerintahan terganggu. Keamanan di jalur sutra berubah menjadi sangat buruk karena pengamanan yang minim. Banyak perampok mulai menguasai jalur ini. Pajak rakyat yang terus naik dan jumlah uang kertas yang dicetak seenaknya menyebabkan rakyat bertambah miskin.

3. Diskriminasi suku

Negeri Yuan ada 4 kasta; Teratas orang Mongol, ke 2 orang Semu (orang yang berasal dari barat / pupil matanya selain hitam), ke 3 orang Han (orang China Utara), dan ke 4 kasta terendah Orang China Selatan.

Bentuk diskriminasi misalnya orang Mongol memukul orang Han, maka ia cukup membayar denda. Namun jika orang Han memukul orang Mongol, ia akan dihukum sangat berat. Hingga akhirnya pada pertengahan abad 14, rakyat dan petani suku Han melakukan pemberontakan yang dinamakan Pemberontakan Sorban Merah. Sejarah kehebatan kerajaan Mongol yang mendunia harus berakhir sampai di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar